Senin, 10 Oktober 2011

selasa, 11 oktober 2011

membutuhkan lowongan kerja nih.... yang part time aja dullu.... kira2 ada yang bisa kasih solusi...??????

Senin, 03 Oktober 2011

Teori-Teori Belajar (Aini dyra)


TEORI-TEORI BELAJAR

Teori belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia
belajar, sehingga membantu kita semua memahami proses inhern yang kompleks dari
belajar. Ada tiga perspektif utama dalam teori belajar, yaitu Behaviorisme, Kognitivisme, humanistic, social, dan Konstruktivisme. Berikut penjelasan mengenai teori-teori belajar.
1.    Teori behavioristik
Teori belajar yang menjelaskan pendekatan dalam psikologi yang didasarkan atas proposisi (gagasan awal) bahwa perilaku dapat dipelajari dan dijelaskan secara ilmiah. Dalam melakukan penelitian, behavioris tidak mempelajari keadaan mental.
Karakteristik karakteristik esensial dari pendekatan behaviorisme terhadap belajar adalah pemahaman terhadap kejadian-kejadian di lingkungan untuk memprediksi perilaku seseorang, bukan pikiran, perasaan, ataupun kejadian internal lain dalam diri orang tersebut. Fokus behaviorisme adalah respons terhadap berbagai tipe stimulus.
Tokoh yang menjelaskan teori ini adalah Ivan Pavlov dengan teorinya yang disebut classical conditioning, dengan stimulus yang dikondisikan.  John B. Watson yang dijuluki behavioris S-R (Stimulus-Respons), Watson berprinsip hanya menggunakan eksperimen sebagai metode untuk mempelajari kesadaran. Watson mempelajari penyesuaian organisme terhadap lingkungannya, khususnya stimuli khusus yang menyebabkan organisme tersebut memberikan respons. Kebanyakan dari karya-karya Watson adalah komparatif yaitu membandingkan perilaku berbagai binatang. Karya-karyanya sangat dipengaruhi karya Ivan Pavlov. Namun pendekatan Watson lebih menekankan pada peran stimuli dalam menghasilkan respons karena pengkondisian, mengasimilasikan sebagian besar atau seluruh fungsi dari refleks.  . Edward Thorndike (dengan teorinya Law of Efect), menjelaskan bahwa dasar belajar adalah asosiasi antara kesan indara dan implus untuk melakukan. Asosiasi yang dikenal dengan koneksi. Karakteristik utama bentuk belajar adalah coba-coba (trial and eror). Atau belajar dengan memilih dan menghubungkan. Thorndike mengemukakan prinsip yang ia sebut hukum efek. Hukum ini menyatakan bahwa perilaku yang diikuti kejadian yang menyenangkan, lebih cenderung akan terjadi lagi di masa mendatang. Sebaliknya, perilaku yang diikuti kejadian yang tidak menyenangkan akan memperlemah, sehingga cenderung tidak terjadi lagi di masa mendatang. Thorndike menginterpretasikan temuannya sebagai keterkaiatan. Ia menjelaskan bahwa keterkaitan antara kotak dan gerakan yang digunakan hewan percobaan untuk lolos 'diperkuat' setiap kali berhasil. Karena adanya keterkaitan ini, banyak yang menyebut hukum efek Thorndike menjadi teori koneksionisme, yang oleh Skinner
dikembangkan lagi menjadi operant conditioning (pengkondisian yang disadari).dan B.F. Skinner dengan teorinya yang disebut operant conditioning. Merupakan teori yang memiliki dampak paling kuat terhadap guru fisika dengan mengajukan satu tingkat prilaku yang dikontrol oleh serangkaian stimulus yang dengan segera diikuti dengan tindakan.

2.      Teori kognitif
Kognitivis mengalihkan perhatiannya pada “otak”. Mereka berpendapat bagaimana manusia memproses dan menyimpan informasi sangat penting dalam proses belajar. Akhirnya proposisi (gagasan awal) inilah yang menjadi fokus baru mereka. Kognitivisme tidak seluruhnya menolak gagasan behaviorisme, namun lebih cenderung perluasannya, khususnya pada gagasan eksistensi keadaan mental yang bisa mempengaruhi proses belajar. Pakar psikologi kognitif modern berpendapat bahwa belajar melibatkan proses mental yang kompleks, termasuk memori, perhatian, bahasa, pembentukan konsep, dan pemecahan masalah. Mereka meneliti bagaimana manusia memproses informasi dan membentuk representasi mental dari orang lain, objek, dan kejadian.
Tokoh yang menganut dengan teori belajar kognitif adalah Piaget, Brunner, Ausebel, teori Vigosky.
a.    Menurut Bruner mendefinisikan proses kognitif sebagai “alat bagi organisme untuk memperoleh, menyimpan, dan mentransformasi informasi.” Bruner juga pelopor utama konstruktivisme. Gagasan utama Bruner didasarkan kategorisasi. "Memahami adalah kategorisasi, konseptualisasi adalah kategorisasi, belajar adalah membentuk kategori-kategori, membuat keputusan adalah kategorisasi." Bruner berpendapat bahwa orang menginterpretasikan dunia melalui persamaannya dan perbedaannya. Sebagaimana halnya Taksonomi Bloom, Bruner berpendapat tentang adanya suatu sistem pengkodean di mana orang membentuk susunan hierarkhis dari kategori-kategori yang saling berhubungan. Gagasannya yang disebut instructional scaffolding (dukungan dalam pembelajaran) ini berupa hierarkhi kategori berjenjang di mana semakin tinggi semakin spesifik, menyerupai gagasan Benjamin Bloom tentang perolehan pengetahuan. Bruner mengemukakan ada dua mode utama dalam berpikir: naratif dan paradigmatik. Dalam berpikir naratif, pikiran fokus pada berpikir yang sekuensial, berorientasi pada kegiatan, dan dorongan berpikir secara rinci. Dalam berpikir paradigmatik, pikiran melampaui kekhususan sehingga memperoleh pengetahuan yang sistematis dan kategoris. Pada mode pertama, proses berpikir seperti halnya cerita atau drama. Pada mode kedua, berpikir secara berstruktur seperti halnya menghubungkan berbagai gagasan mendasar dengan cara yang logis.
b.    Piaget profesor psikologi di Universitas Jenewa, Swiss. Teorinya tentang perkembangan kognitif anak (dibahas pada bab tersendiri) merupakan salah satu tonggak munculnya kognitivisme. Perkembangan kognitif merupakan pertumbuhan logika berpikir dari bayi sampai dewasa. Piaget memiliki asumsi dasar kecerdasan manusia dan biologi organisme berfungsi dengan cara yang sama. Keduanya adalah sistem terorganisasi yang secara konstan berinteraksi dengan lingkungan.
Pengetahuan merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan. Outcome dari perkembangan kognitif adalah konstruksi dari schema kegiatan, operasi konkret dan operasi formal. Komponen perkembangan kognitif adalah asimilasi dan akomodasi, yang diatur secara seimbang. Memfasilitasi berpikir logis melalui ekperimentasi dengan objek nyata, yang didukung boleh interaksi antara peer dan guru. (Schema adalah struktur terorganisasi yang merefleksikan pengetahuan, pengalaman, dan harapan dari individu terhadap berbagai aspek dunia nyata). Sebagaimana Bruner, Piaget juga memelopori lahirnya konstruktivisme. Digunakan untuk mengembangkan mental. Menurut piaget proses belajar akan terjadi bila mengikuti tahapan asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi.
Piaget membagi skema Anak dalam menggunakan pemahamannya untuk memahami dunia mealui empat tahapan utama, yang secara umum berkorelasi dengan dan semakin bertambah canggih sejalan dengan bertambahnya usia:
a.    Tahapan Sensorimotor (Usia 0-2 tahun)
Menurut Piaget, anak dalam tahapan sensorimotor lebih mengutamakan mengeksplorasi dunia nyata dengan perasaan dibandingkan dengan melalui operasi mental. Bayi terlahir dengan seperangkat refleks yang sama, menurut Piaget, sebagai tambahan dorongan untuk melakukan eksplorasi terhadap dunia nyata. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks-refleks yang sama tersebut (lihat asimilasi dan akomodasi di bagian berikut).Tahapan sensorimotor merupakan tahapan paling awal dari empat tahapan. Menurut Piaget, tahapan ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan spasial esensial dan pemahaman dari dunia nyata yang terdiri dari enam sub-tahapan.
b.   Tahapan pra-operasional (2-7 tahun)
Cirri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada penggunaan symbol atau bahasa tanda, dan nilai perkembangannya konsep-konsep intuitif. Tahap intuitif anak telah dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak abstrak. Pada usia ini anak dapat mengungkapkan isi hatinya secara simbolik terutama bagi mereka yang memiliki pengetahuan luas.
c.    Tahap operasional konkret (7-11 tahun)
Cirri perkembangan ini, anak sudah memulia menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis dan ditandai adanya reversible dan kekekalan. Anak sudah tidak perlu membuat kesalahan karena anak sudah dapat berfikir dengan menggunakan model “kemungkinan” dalam melakukan tindakan tertentu. Untuk menghindari ketrbatasan berfikir anak perlu diberikan gambaran konkret sehingga mampu menelaah soal.
d.   Tahap operasional formal (umur 11-18 tahun)
Cirri poko perkembangan ini, anak sudah mampu berfikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berfikir “kemungkinan”, dan bekerja secara efektif dan sistematis, menganalisa secara kombinasi, berfikir secara proposional dan menarik kesimpulan secara mendasar pada satu macam isi.

c.         Teori Vygotsky
Semula penganut teori Pavlov, Vygotsky berbalik menentangnya karena ia berpendapat bahwa stimulus dan respons saja tidak cukup untuk menjelaskan tentang realitas aktivitas manusia. Aktivitas yang dilakukan manusia membutuhkan 'mediator' ekstra melalui alat atau bahasa. Dengan menggunakan alat kita dapat melakukan kegiatan di lingkungan fisik dan dengan bahasa kita dapat melakukan kegiatan di lingkungan konseptual dan sosial sehingga dapat melakukan perubahan. Dengan demikian Vygotsky membedakan secara fundamental antara kegiatan berbasis stimulus-respons, alat dan bahasa. Ia juga berpendapat bahwa ada perbedaan antara konsep dan bahasa ketika seseorang masih belia, tetapi sejalan dengan perjalanan waktu, keduanya akan menyatu. Bahasa mengekspresikan konsep, dan konsep digunakan dalam bahasa.Dari awal risetnya tentang aturan dan perilaku tentang perkembangan penggunaan alat dan penggunaan tanda, Vygotsky berpaling ke proses simbolik dalam bahasa. Ia fokus pada struktur semantik dari kata-kata dan cara bagaaimana arti kata-kata berubah dari emosional ke konkret sebelum menjadi lebih abstrak.
3.    Teori humanistic
Humanisme dipelopori oleh pakar psikologi Carl Rogers dan Abraham Maslow. Menurut Rogers, semua manusia yang lahir sudah membawa dorongan untuk meraih sepenuhnya apa yang diinginkan dan berperilaku dalam cara yang konsisten menurut diri mereka sendiri. Rogers, seorang psikoterapis, mengembangkan person-centered therapy, suatu pendekatan yang tidak bersifat menilai ataupun tidak memberi arahan yang membantu klien mengklarifikasi dirinya tentang siapa dirinya sebagai suatu upaya fasilitasi proses memperbaiki kondisinya. Hampir pada saat yang bersamaan, Maslow mengemukakan teorinya bahwa semua orang memiliki motivasi untuk memenuhi kebutuhannya yang bersifat hierarkhis. Pada bagian paling bawah dari hirarkhi ini adalah  kebutuhan-kebutuhan fisikal seperti rasa lapar, haus, dan mengantuk. Di atasnya adalah kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki dan cinta, dan kepercayaan diri yang berkaitan dengan kebutuhan akan status dan pencapaian. Ketika berbagai kebutuhan ini terpenuhi, Maslow yakin, orang akan meraih aktualisasi diri, suatu puncak pemenuhan kebutuhan dari seseorang. Sebagaimana kata Maslow, “Seorang musisi haruslah mencipta lagu, seorang pelukis harus melukis, seorang penyair harus menulis puisi, jika ia ingin damai dengan dirinya. Apa yang ia mampu lakukan, ia harus lakukan.” Gagasan lain dari humanisme dapat diringkas sebagai berikut:
1.  Setiap orang memiliki kapasitas untuk berkembang.
2.  Setiap orang memiliki kebebasan untuk memilih tujuan hidupnya.
3.  Humanisme menekankan pentingnya kualitas hidup manusia.
4.  Setiap orang memiliki kemampuan untuk memperbaiki kehidupannya.
5.  Persepsi pribadi seseorang terhadap dirinya sendiri lebih penting dari lingkungan.
6.  Setiap orang memiliki potensi untuk memahami dirinya sendiri.
7.  Setiap orang seharusnya memberikan dukungan pada orang lain sehingga semua memiliki citra diri yang positif serta pemahaman diri yang baik.
8.  Carl Rogers menekankan pentingnya suasana lingkungan yang hangat dan bisa menjadi terapi.
9.   Abraham Maslow berpendapat bahwa potensi kita sesunggahnya tidak terbatas.
10. Terjadinya kebersamaan disebabkan adanya persepsi positif satu sama lain.
11. Rogers berpendapat bahwa seseorang akan tidak mempercayai hal-hal positif dari dirinya dan rasa percaya dirinya rendah bila ada anggapan positif orang lain namun bersyarat.
12. Konsep-diri adalah bagaimana seseorang mengenal potensinya, perilakunya, dan kepribadiannya.
13. Realita adalah bagaimana sesungguhnya diri seseorang sedangkan idealisme adalah bagaimana seseorang menginginkan dirinya menjadi apa.
14. Anggapan positif tanpa syarat, ketulusan dan empati membantu memperbaiki hubungan seseorang dengan orang lain.
15. Seseorang akan bermanfaat bagi orang lain apabila terbuka terhadap pengalaman, tidak terlalu mementingkan diri, peduli pada sekitarnya, dan memiliki hubungan yang harmonis dengan orang lain.
16. Aktualisasi diri adalah dorongan untuk mengembangkan potensi secara penuh sebagai manusia dari diri seseorang. Salah satu kritikus terhadap humanisme mengatakan adalah sulit untuk mengukur aktualisasi diri. Ada juga yang berpendapat humanisme terlalu optimis dalam memandang manusia. Yang lain lagi mengatakan humanisme membangkitkan rasa kekaguman pada diri sendiri.
4.    Teori social
Menurut Kurt Lewin yang mengembangkan teori dinamika kelompok dan interaksi social. Pijakan awal teori belajar sosial adalah bahwa manusia belajar melalui pengamatannya terhadap perilaku orang lain. Pakar yang paling banyak melakukan riset teori belajar sosial adalah Albert Bandura dan Bernard Weiner. Meskipun classical dan operant conditioning dalam hal-hal tertentu masih merupakan tipe penting dari belajar, namun orang belajar tentang sebagian besar apa yang ia ketahui melalui observasi (pengamatan). Belajar melalui pengamatan berbeda dari classical dan operant conditioning karena tidak membutuhkan pengalaman personal langsung dengan stimuli, penguatan kembali, maupun hukuman. Belajar melalui pengamatan secara sederhana melibatkan pengamatan perilaku orang lain, yang disebut model, dan kemudian meniru perilaku model tersebut. Baik anak-anak maupun orang dewasa belajar banyak hal dari pengamatan dan imitasi (peniruan) ini. Anak muda belajar bahasa, keterampilan sosial, kebiasaan, ketakutan, dan banyak perilaku lain dengan mengamati orang tuanya atau anak yang lebih dewasa. Banyak orang belajar akademik, atletik, dan keterampilan musik dengan mengamati dan kemudian menirukan gueunya. Menurut psikolog Amerika Serikat kelahiran Kanada Albert Bandura, pelopor dalam studi tentang belajar melalui pengamatan, tipe belajar ini memainkan peran yang penting dalam perkembangan kepribadian anak. Bandura menemukan bukti bahwa belajar sifat-sifat seperti keindustrian, keramahan, pengendalian diri, keagresivan, dan ketidak sabaran sebagian dari meniru orang tua, anggota keluarga lain, dan teman-temannya.

Minggu, 02 Oktober 2011

belajar merupakan sesuatu yang perlu kita lakukan sehari-hari. belajar tidak hanya dari sekolah atau formal, tetapi dari pengalaman kita, dari kebiasaaan kita sehari-hari itu juga merupakan suatu pembelajaran yang tak ternilai harganya. keduanya saling melengkapi sehingga diperoleh pengalaman seseorang yang lebih baik dari belajar, itu. kita menangis, kita bersosialisasi, kita berkomunikasi dengan orang lain adalah salah satu belajar yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari..